Minggu, 23 September 2012

RUANG LINGKUP



Perencanaan merupakan proses berkelanjutan yang melibatkan pengambilan keputusan dan pemilihan alternative untuk mencapai tujuan yang lebih baik di masa mendatang (Diana Conyers & Peter Hall 1984:3). 

Perencanaan yang dimaksud meliputi tindakan yang memilih dan menghubungkan unsure-unsur wilayah dan kota yang terdapat di suatu daerah meliputi fakta-fakta, asumsi-asumsi, dan aktivitas-aktivitas yang terdapat di daerah tersebut. Pada awal kegiatan studio perencanaan, maka dibuatlah sebuah bagan komponen-komponen yang menjadi lingkup bahasan kegiatan studio ini. komponen-komponen yang dipilih dikelompokan menjadi sebuah substansi yang menjadi bahasan dalam studio perencanaan. berikut adalah penjelasan dari bagan berisikan komponen perencanaan wilayah dan kota yang terdapat di lembar sebelumnya.

Bagan kuning menjelaskan lingkup yang menjadi bahasan dalam studi Studio Perencanaan ini, sedangkan bagan hijau merupakan lingkup yang tidak dibahas.
Ruang Lingkup Bahasan dalam Studio Perencanaan
Lingkup bahasan dalam studio perencanaan dibagi menjadi empat substansi, yaitu kondisi fisik, kondisi non fisik, permasalahan wilayah dan kota, serta kelembagaan. Substansi bahasan tersebut merupakan pengelompokan komponen-komponen yang memiliki bahasan yang sama dalam sebuah subustansi. Berikut adalah penjelasan substansi dan komponen-komponen yang ada di dalamnya:

A. Kondisi Fisik
Kondisi fisik merupakan penjabaran dari komponen-komponen yang menjelaskan karakteristik fisik suatu daerah. Karakteristik fisik ini dibagi menjadi dua bahasan, yaitu fisik alam dan fisik non alam. Kondisi fisik alam merupakan karakteristik alamiah pada suatu daerah (natural environment), sedangkan kondisi fisik non alam merupakan kondisi area terbangun atau infrastruktur pada suatu daerah (built environment). Kedudukan kondisi fisik dalam sebuah perencanaan cukup penting, karena dalam membuat sebuah perencanaan, seorang perencana harus mempertimbangkan kondisi alam dan kondisi kelengkapan serta peralatan yang terdapat di suatu daerah sehingga perencanaan yang dibuat bersifat berkelanjutan dan seimbang dengan kondisi eksisting. Berikut adalah penjabaran komponen-komponen yang terdapat di dalam substansi kondisi fisik:

1. Fisik Alam
Curah Hujan, merupakan jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Curah hujan diukur dalam jumlah harian, bulanan, dan tahunan. 
Kemiringan Lahan, merupakan kelerengan suatu wilayah yang terbagi menjadi bentuk – bentuk permukaan wilayah daratan yaitu daerah bertopografi.
Jenis Tanah, merupakan jenis lapisan tanah yang dipengaruhi oleh mineral yang terkandung di dalamnya.


2. Fisik Non Alam
Sarana -> segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Moenir (1992:119)
Sarana pendidikan adalah segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
Sarana peribadatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan ritual keagamaan menurut kepercayaan masing – masing
Prasarana -> kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan, kawasan, kota atau wilayah sehingga memungkinkan suatu ruang berfungsi sebagaimana mestinya. Jaringan adalah merupakan kumpulan dari obyek dan peralatan penunjang lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan dan saling terkoneksi. Jadi dengan kata lain jaringan telepon, jaringan air bersih, jaringan listrik dan jaringan jalan adalah suatu kumpulan telepon, listrik, air, jalan, dll yang menunjang kegiatan dalam konteks kekotaan.
Jaringan Air
Jaringan Listrik
Jaringan Drainase
Jaringan Jalan
Jaringan Telepon
Persampahan
Sanitasi

B. Kondisi Non Fisik
Komponen yang terdapat dalam substansi ini adalah ekonomi dan kependudukan. Komponen ekonomi dan kependudukan sangat terikat dalam perencanaan sebuah wilayah. Dalam membuat suatu perencanaan, pertumbuhan perekonomian dan kependudukan menjadi sorotan karena sebuah perencanaan mempertimbangkan kebutuhan suatu ruang berdasarkan data kependudukan dan perekonomian pada suatu daerah.

1. Ekonomi
Sektor Unggulan, merupakan  sektor ekonomi yang memiliki ketangguhan dan kemampuan yang tinggi sehingga dijadikan sebagai harapan pembangunan ekonomi dan penggerak perekonomian suatu daerah.
Perdagangan, terdapatnya kegiatan perdagangan pada suatu daerah/wilayah dapat membentuk sebuah spesialisasi dalam memprodroduksi hasil unggulan yang komparatif yang belum tentu dimiliki oleh daerah/wilayah lain. 
Perindustrian, bersamaan dengan sektor perdagangan, sektor perindustrian dapat menjadi penggerah utama pembangunan perekonomian [ada suatu wilayah.
2. Kependudukan
Perilaku Masyarakat, dipengaruhi oleh kultur budaya, norma dan juga adat istiadat yang melekat di masyarakat. 
Piramida penduduk, menunjukkan bagaimana penduduk di suatu wilayah terbagi antara pria dan wanita pada setiap kelompok umur. 
Rasio ketergantungan, perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. 
Sex ratio, menyatakan ukuran hasil perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan

C. Permasalahan Wilayah dan Kota
Dalam suatu wilayah maupun kota pasti tidak terlepas dari suatu permasalahan yang dapat memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung bagi wilayah ataupun kota tersebut. Permasalahan yang sudah ditemukan dan dirumusakan harus dapat dicarikan solusi dan tindakan penanganan yang tepat dalam meminimalisir dan menghilangkan masalah yang ada. Permasalahan wilayah dan permasalahan kota cenderung berbeda. Permasalahan suatu wilayah lebih bersifat makro, seperti masalah kesesuaian lokasi wilayah dan strategi pengembangan wilayah yang harus ditangani oleh pemerintah (perencana wilayah), sedangkan permasalahan kota lebih bersifat mikro yang berhubungan dengan proyek maupun infrastruktur, seperti kondisi lahan, pengelolaan, keuangan dampak lingkungan, sikap sosial masyarakat dan permasalahan keamanan.

Kemiskinan, dalam hubungannya dengan perencanaan, kemiskinan menjadi isu yang kian relevan dan mendesak untuk ditangani terkait dengan tren dinamika pembangunan perkotaan di Indonesia misalnya di kawasan peri urban. 
Disparitas, atau biasa disebut kesenjangan pertumbuhan ruang kota merupakan salah hal yang menjadi penyebab timbulnya isu disparitas antar wilayah.
Slum dan Squatter, merupakan daerah kumuh. Adanya daerah kumuh ini merupakan pertanda kuatnya gejala kemiskinan, yang antara lain disebabkan oleh adanya urbanisasi berlebih, di kota-kota tersebut.
Pencemaran, kondisi dimana terjadinya perubahan tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air atau udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. 
Bencana, merupakan dampak dari ketidakharmonisan antara natural environment dengan built up environment yang dapat memerikan dampak negative bagi lingkungan.

D. Kelembagaan
Kelembagaan memiliki peran penting untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat yang ada pada suatu daerah. Dalam studio perencanaan dibutuhkan adanya kelembagaan untuk mengetahui apa komponen-komponen wilayah maupun kota pada suatu daerah. Kelembagaan bisa dilakukan dengan cara interaksi politik, ekonomi dan sosial.
Insentif dan Disinsetif, Insentif mengatur mengenai pemberian imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan suatu rencana tata ruang. Disinsentif mengatur mengenai pengenaan bentuk-bentuk kompensasi dalam suatu pemanfaatan ruang. Insentif dan disinsentif dibutuhkan dalam pemenuhan penyediaan sarana dan prasarana. 
Kebijakan, mempunyai kewenangan untuk memaksa masyarakat dalam memathi suatu peraturan yang telah dibuat. Oleh karena itu, kebijakan ini termasuk kedalam ruang lingkup kelembagaan yang mempunyai peren penting dalam pelaksanaan kebijakan.
Tata Kelola Wilayah, merupakan sistem penginformasi, pengara, pengelola, dan pemantau  yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu wilayah.
Tata Negara, mengenai peraturan perundang-undangan atau hukum yang berlaku pada setiap daerah yang ada di negara tersebut. 

Ruang Lingkup yang tidak Dibahas dalam Studio Perencanaan
Perumahan, kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan (UU No. 4 Tahun 1992).
Apek perumahan tidak menjadi bahasan studio perencanaan karena aspek ini lebih membahas fisik ruang berupa bangunan rumah dan sarana prsarana yang terdapat di dalamnya tanpa melihat konteks wilayah maupun kota serta lingkungan dan fenomena periurban.
Properti, merupakan harta berupa tanah dan bangunan serta sarana dan prasarana yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tanah dan/ atau bangunan yang dimaksudkan (KBBI). 
Meskipun fenomena periurbanisasi suatu wilayah maupun kota dapat dilihat dari perkembangan bisnis properti serta aset-aset lainnya di wilayah maupun kota tersebut, namun aspek mengenai properti masih terlalu luas untuk dibahas, karena keterkaitannya dengan bisnis, politik, hukum, dan perbankan.
Suhu Udara, merupakan ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul-molekul. 
Kajian mengenai suhu udara terlalu detail apabila dikaji dalam suatu bahasan perencanaan wilayah dan kota.
Global Warming, Climate Change, dan Globalisasi, Global warming merupakan suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Sedangkan climate change merupakan kondisi di mana iklim bumi berubah secara signifikan yang menyebabkan distribusi cuaca di bumi berubah dalam kurun waktu dekade hingga jutaan tahun. Globalisasi merupakan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi lainnya sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. 
Bahasan ini terlalu luas, dan lebih ditangani oleh pemerintah negara
Sistem Distribusi, merupakan pengaturan penyaluran benda yang dapat berupa barang, jasa, maupun makhluk hidup (manusia) dari produsen/ tempat asal ke konsumen/ tempat tujuan. 
Dalam studio perencanaan wilayah dan kota ini, hal-hal mengenai distribusi air bersih, tenaga listrik, perekonomian, dan lainnya tidak begitu perlu untuk dibahas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar