Kabupaten Bantul terdapat di dalam karesidenan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak pada 07°44'04" - 08°00'27" LS dan 110°12'34" - 110°31'08" BT dengan batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah timur dengan Kabupaten Gunungkidul,
b. Sebelah utara dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman,
c. Sebelah barat dengan Kabupaten Kulon Progo, dan
d. Sebelah selatan dengan Samudra Indonesia.
Kabupaten Bantul terletak pada bentang alam yang cukup unik, karena terdapat bentang alam dataran, perbukitan, dan pantai. Bentang alam dataran terdapat di utara Kabupaten Bantul, bentang alam perbukitan terletak di sebelah timur dan barat Kabupaten Bantul, sedangkan bentang alam pantai terdapat di selatan Kabupaten Bantul. Dengan adanya dua bentang alam yang berbeda, potensi objek wisata di kabupaten ini cukup berkembang. Bentang alam di wilayah Kabupaten Bantul merupakan dataran aluvium sungai dan pantai. Kabupaten Bantul dilalui oleh tiga sungai besar yaitu Sungai Opak, Sungai Oya, dan Sungai Progo.
Kabupaten Bantul memiliki wilayah seluas 506,85 km2, yang secara administratif pemerintahan terbagi dalam 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 pedukuhan.
Tolak awal pembentukan wilayah Kabupaten Bantul adalah perjuangan gigih Pangeran Diponegoro melawan penjajah bermarkas di Selarong sejak tahun 1825 hingga 1830. Seusai meredam perjuangan Diponegoro, pemeritah Hindia Belanda kemudian membentuk komisi khusus untuk menangani daerah Vortenlanden yang antara lain bertugas menangani pemerintahan daerah Mataram, Pajang, Sokawati, dan Gunung Kidul. Kontrak kasunanan Surakarta dengan Yogyakarta dilakukan baik hal pembagian wilayah maupun pembayaran ongkos perang, penyerahan pemimpin pemberontak, dan pembentukan wilayah administratif. (Bantul.go.id)
Pada 26 dan 31 Maret 1831 pemerintah Hindia Belanda dan Sultan Yogyakarta membagi wilayah administratif serta menetapkan kepala wilayah. Tanggal 20 Juli 1831 atau Rabu Kliwon 10 sapar tahun Dal 1759 (Jawa) secara resmi ditetapkan pembentukan Kabupaten Bantul yang sebelumnya dikenal bernama Bantulkarang. Seorang Nayaka Kasultanan Yogyakarata bernama Raden Tumenggung Mangun Negoro kemudian dipercaya Sri Sultan Hamengkubuwono V untuk memangku jabatan sebagai Bupati Bantul. Tanggal 20 Juli ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Bantul dan juga disebut sebagai nilai simbol kepahlawanan dan kekeramatan bagi masyarakat, karena pada tanggal yang sama di tahun 1825 terjadi Perang Diponegoro.
B. Kependudukan
a. Jumlah Penduduk
Sumber: Bantul Dalam Angka 2010 |
Berdasarkan data registrasi penduduk akhir tahun 2009, jumlah penduduk Kabupaten Bantul adalah 876.172 jiwa yang tersebar di 75 Desa dan 17 Kecamatan. Dari jumlah tersebut, 431.607 jiwa adalah laki-laki dan 444.565 jiwa adalah perempuan.
b. Kepadatan Penduduk
Kecamatan Banguntapan merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Bantul, yaitu sebanyak 4.218 jiwa per km2. Selain itu, Kecamatan Sewon juga merupakan kecamatan yang terpadat kedua di Kabupaten Bantul, yaitu sebanyak 3.835 jwa per km2. Secara lengkapnya, kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul dirinci per kecamatannya adalah sebagai berikut:
Sumber: Bantul Dalam Angka 2010 |
C. Perekonomian
Kondisi dan kinerja pembangunan ekonomi suatu daerah tercermin dari nilai pendapatan daerah regional brutonya (PDRB). Secara umum, kondisi perekonomian Kabupaten Bantul cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh persentase pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul yang meningkat di hampir semua sektor.
Dua dari sembilan sektor ekonomi di
Kabupaten Bantul pertumbuhannya mengalami penurunan dari tahun 2008 ke tahun
2009, meskipun tidak terlalu signifikan. Sektor ekonomi tersebut yaitu sektor
pertambangan dan penggalian, serta sektor bangunan. Selain kedua sektor
tersebut, sektor-sektor ekonomi lainnya menunjukkan peningkatan dari tahun ke
tahun, yang menunjukkan bahwa perekonomian di Kabupaten Bantul berjalan cukup
kondusif, dengan sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran
sebagai sektor yang berkontribusi paling tinggi dalam PDRB.
Tingkat produktivitas penduduk Kabupaten
Bantul juga cukup baik. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai PDRB perkapitanya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bantul
dalam Angka 2010, PDRB perkapita Kabupaten Bantul pada tahun 2009 mencapai
4.097.212 rupiah, yang mengalami kenaikan dari PDRB perkapita di tahun 2007 dan
2008, yang masing-masing hanya 3.845.008 rupiah dan 3.976.712 rupiah. Kenaikan
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Bantul
meningkat dari tahun ke tahun.
D. Sarana dan Prasarana
a. Sarana Pendidikan
Pendidikan di Kabupaten Bantul sudah merata baik dari segi jenjang pendidikan hingga ketersediaan sarana pendidikannya. Jenjang pendidikan yang terdapat di Kabupaten Bantul mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi baik yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah. Selain banyak terdapatnya sasrana pendidikan dalam jenjang sekolah, Kabupaten Bantul memiliki 23 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Berikut adalah tabel kondisi sarana pendidikan jenjang sekolah di Kabupaten Bantul:
b. Sarana Kesehatan
Pada tahun 2009, sarana kesehatan di kabupaten Bantul sudah cukup banyak. Terdapat total 198 sarana kesehatan yang terdiri dari puskesmas, sub puskesmas, rumah sakit umum, rumah bersalin, dan balai pengobatan.
c. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan di Kabupaten Bantul mayoritas merupakan masjid dan langgar karena pendudukkabupaten ini mayoritas memeluk agama Islam. Lainnya terdapat sarana peribatan berupa gereja Katholik, Gereja Kristen, dan Kapel.
d. Jaringan Listrik
Jaringan listrik sekarang ini sudah menjadi energi vital dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga maupun industri. Dikarenakan pembangunan jaringan listrik oleh PLN cukup pesat. Secara keseluruhan wilayah pemukiman di Kabupaten Bantul telah dijangkau oleh fasilitas listrik, meskipun pada beberapa wilayah masih belum terjangkau seperti di Kecamatan Pajangan dan wilayah perbukitan di Kecamatan Dlingo dan Imogiri. Kebanyakan pengguna energi listrik dari PLN di Kabupaten Bantul lebih banyak didominasi oleh rumah tangga.
e. Jaringan Air MInum
Jaringan air minum di Kabupaten Bantul yang dibangun oleh Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) telah berkembang cukup baik. Air minum dari Perusahaan Air Minum Daerah yang dihasilkan oleh PDAM memiliki kualitas yang cukup baik. Pembangunan jaringan air minum di Kabupaten Bantul diupayakan untuk memenuhi kebutuhan di daerah pemukiman perkotaan, baik berupa kota kecamatan maupun kota kabupaten.
f. Jaringan Jalan
Kondisi kualitas jalan di Kabupaten Bantul relatif bagus dengan prosentase yang tinggi. Hal ini harus dipertahankan. Kondisi kualitas jalan yang memadai dapat memperlancar arus transportasi yang berdampak pada sektor perekonomian yang akan semakin berkembang.
E. Sosial Budaya
Kehidupan sosial dan budaya di Kabupaten Bantul cukup harmonis dengan beragamnya kebudayaan yang terdapat di kabupaten ini. Kabupaten Bantul masih memegang nilai adat dan budaya yang tinggi. Perayaan besar yang biasa dilakukan di Kabupaten Bantul adalah saat merayakan hari jadinya setiap tanggal 20 Juli. Berikut dalah kegiatan berbudaya Kabupaten Bantul:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar